Desa Budaya

Merti Bumi Kalurahan Wonokerto

Merti Bumi Kalurahan Wonokerto merupakan upacara adat yang diadakan oleh Pemerintah Kalurahan Wonokerto, Turi Sleman. Acara ini dilatarbelakangi oleh sejarah terbentuknya Kalurahan Wonokerto. Pada mulanya Desa Wonokerto merupakan wilayah yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan yakni: Kelurahan Garongan, Ledok Lempong, Tunggul, dan Dadapan. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka Kelurahan-Kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa otonom dengan nama Desa Wonokerto. Wonokerto kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

Upacara Adat Merti Bumi Wonokerto diadakan setiap bulan sapar yang diikuti oleh seluruh masyarakat Wonokerto. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Kalurahan Wonokerto dengan waktu pelaksanaan dua hari sampai tujuh hari sesuai rangkaian yang akan dilaksanakan. Merti Bumi Wonokerto diadakan sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME juga untuk memperingati terbentuknya Kalurahan Wonokerto.

Secara garis besar rangkaian kegiatan Upacara Adat Merti Bumi Kalurahan Wonokerto yang pertama adalah pembukaan. Isi kegiatan pembukaan adalah sambutan oleh Lurah Wonokerto megenai maksud, tujuan, dan tema merti bumi dengan mengundang masyarakat dan tamu dari pemerintah/ instansi. Kegiatan kedua adalah prosesi keagamaan diisi dengan mujahadah bagi umat muslim dan missa bagi umat kristiani. Kegiatan ketiga adalah prosesi Upacara Adat Merti Bumi Kalurahan Wonokerto. Adapun rangkaian prosesinya adalah arak -arakan bregada, gunungan uluwetu, gunungan tumpeng, air suci, dan masyarakat. Terdapat empat kelompok arak arakan dari arah utara, timur, selatan dan barat, masing masing membawa bendera panji, Tunggul, Ledoklempong, Dadapan, dan Garongan sebagai simbul kalurahan lama. Secara bersamaan keempat arak - arakan memasuki halaman Kantor Kalurahan Wonokerto, selanjutnya menyatukan air suci yang telah dibawa dari keempat sumber kalurahan lama kemudian diterima oleh Lurah Kalurahan Wonokerto. Prosesi ini menyimbulkan bersatunya empat kalurahan lama menjadi Kalurahan Wonokerto. Terakhir prosesi adalah rayahan gunungan dan kembul bujana. Setelah prosesi ditutup dilanjutkan pementasan kesenian yang ada di Kalurahan Wonkerto dan pameran umkm.